Rabu, 22 Juni 2016

PESANTREN SULAIMANIYAH, TURKI

A.    Sejarah dan Perkembangan

Penetapan hukum penyatuan pendidikan di Turki pada tanggal 3 Maret 1924 memberikan dampak besar terhadap pendidikan Islam di negara tersebut. Pada awalnya, semua madrasah disatukan di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan.

Lambat laun, pengajaran Islam di madrasah dihapus total. Bahkan, dakwah Islam secara tradisional pun dilarang. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi pendiri Pondok Pesantren Sulaimaniyah, Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan. Ia terus menggaungkan dakwah Islam hingga Sekolah Sulaimaniyah masih tegar berdiri hingga sekarang. Bahkan, hasil pendidikan dari institusi tersebut kini dapat dirasakan oleh para pelajar dan mahasiswa Indonesia.



Syekh Sulaiman bersama sekitar 560 guru lain mengirimkan telegraf kepada pemerintah. Mereka menyatakan bersedia menanggung beban keuangan akibat peperangan dengan mengajar gratis di sekolah-sekolah. Sayangnya, ide tersebut ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Turki ketika itu. Pengajaran Islam dianggap tindakan melawan hukum penyatuan pendidikan dan pelakunya dikenai sanksi.

"Banyak ulama yang dihukum mati ketika itu," kata Pimpinan Pondok Pesantren Sulaimaniyah Yogyakarta, Ustaz Yasir Bagci.

Dakwah Syekh Sulaiman terus berlanjut secara sembunyi-sembunyi. Di ladang-ladang, ia mengajar para petani dan buruh. Upaya ini akhirnya diketahui pemerintah. Ia diciduk oleh polisi dan diinterogasi. Syekh Sulaiman juga menghadapi persidangan dengan berbagai tuduhan, namun tak pernah terbukti bersalah.

Dakwah Syekh Sulaimaniyah terus berlanjut. Untuk mendapatkan ilmu agama, murid-muridnya harus menyamar sebagai pekerja tambang hingga pembuat bata. Dalam kondisi tertentu, ia benar-benar tak dapat duduk berkumpul dengan murid-muridnya. Pelajaran pun diberikan dalam perjalanan kereta api.

Kini perjuangan Syekh Sulaimaniyah telah berbuah manis. PP Sulaimaniyah telah berkembang ke berbagai penjuru dunia. cabang-cabang pesantren ini telah tersebar di puluhan negara.

Di Indonesia, pesantren ini bergerak di bawah Yayasan United Islamic Cultural Center of Indonesia (UICCI). Organisasi ini secara resmi bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI memberikan pendidikan gratis untuk mencetak dai-dai dengan pengalaman pendidikan di Indonesia dan Turki



PP Sulaimaniyah telah membuka 21 cabang di berbagai kota di Indonesia. Mulai dari pelajar SMP, SMA, hingga mahasiswa bisa mengenyam pendidikan di situ. Ada pula pesantren khusus tahfidz dan tadris. Tahun depan, Pesantren Sulaimaniyah akan membuka sembilan cabang baru sehingga total 30 cabang akan berdiri di Indonesia.

United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI) atau Yayasan Pusat Persatuan Kebudayaan Islam di Indonesia pertama kali berdiri pada tahun 2005, pengelola Pondok Pesantren Sulaimaniyah telah memberikan dukungan kepada anak-anak Indonesia yang berprestasi dan berkeinginan belajar di Pondok Pesantren Sulaimaniyah dengan menggunakan metode Turki Otsmani.

Anak-anak tersebut diasuh dengan baik dan mendapatkan fasilitas makan 3 (tiga) kali sehari, tempat tinggal, kesehatan, perlindungan, pendidikan Agama Islam, Menghafal Al-Qur`an Al-karim dan pendidikan bahasa asing yaitu bahasa Turki, bahasa Arab.

Menurut Taceddin yang merupakan warga Turki asli ini, pondok Pesantren Sulaimaniyah adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial keagamaan, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengutamakan siswa berprestasi baik yang mampu maupun yang kurang mampu, sehingga mempunyai pola pikir dan keyakinan yang Islami di Era Globalisasi saat ini.


B.  Tujuan

Tujuan utama didirikannya pesantren-pesantren ini adalah mencetak generasi muda yang berilmu dan bertaqwa sehingga selama siswa dalam asrama kami mengajarkan ilmu-ilmu agama diantaranya Alqur’an Al-karim, Fikih, Akhlak, Tauhid sesuai dengan AhlSunnah wal-Jama’ah.


C. Program- Program Pesantren Sulaimaniyah Turki

Pondok Pesantren Sulaimaniyah mempunyai program kerja jangka pendek, menengah dan panjang.

1.      Program jangka pendek

-         Mendirikan Boarding School, sebagai asrama para siswa SMP dan SMA agar lebih efektif dalam pembinaan moral, kepribadian, kebudayaan yang tidak terlepas dari ajaran Islam sebagai dasar pembentukan sikap dan mental pada generasi yang tangguh di masa yang akan datang.
-         Ikut mensukseskan program pendidikan wajib belajar melalui :
-         Pendataan siswa berprestasi yang ingin belajar.
-         Dukungan finansial bagi para siswa berprestasi dari keluarga yang kurang mampu
-         Pembinaan pendidikan di luar jam sekolah
-         Memberikan motivasi kepada para siswa untuk dapat mandiri.

2.     Program jangka menengah

-         Memperlancar kegiatan, yayasan berupa melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan
-         Mengadakan pertemuan secara periodic dengan orang tua siswa untuk mempererat tali silaturrahim dan mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa
-         Dalam waktu satu tahun murid dapat menghafal Al-Qur`an 30 juz dengan baik.

3.     Program jangka panjang

-         Mengusahakan Boarding School untuk tingkat perguruan tinggi
-         Mengusahakan lapangan kerja bagi alumni berprestasi
-         Menyediakan tenaga para medis untuk menjaga kesehatan
-         Mengusahakan mendirikan cabang Boarding School di seluruh provinsi dan kabupaten di wilayah RI

D.       Proses Pendidikan Pesantren Sulaimaniyah Tuki

Beberapa bulan pertama di PP Sulaimaniyah, para santri akan diajak memperlancar bacaan Alquran. Ini menjadi syarat wajib untuk menghafal Alquran dengan baik dan benar. Para santri diharapkan dapat menghafal Alquran dalam setahun.
Tahun kedua, para santri diajari ilmu nahwu dan shorof sebagai dasar mempelajari bahasa Arab. Mereka juga diajari bahasa Turki sebagai bekal belajar dan komunikasi dua tahun berikutnya di negara tersebut.




Sistem menghafal di PP Sulaimaniyah menggunakan metode Utsmani. Para hafiz menghafal Alquran dari halaman paling belakang di tiap juz. Secara bertahap, mereka menambah hafalan satu halaman dari belakang tiap juz.

Source: Diintisarikan dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar