Senin, 30 November 2020

REFLEKSI HUT RI Ke-75; PENUH HARAPAN DAN TINDAKAN BAGI SMP NEGERI 2 SUKRA TERCINTA*


M

omen kemerdekaan menjadi waktu yang sangat ideal bagi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam berbagai hal. Khususnya dalam bidang pendidikan, yang notabennya sebagai marwah masadepan suatu bangsa. Menginjak usia yang ke 75, bangsa ini harus berbenah diri, dan sekolah (khususnya SMPN 2 Sukra) harus terlibat aktif dalam mengawal dan mengawali langkah konkrit perubahan dimaksud; penuh harapan penuh tindakan dalam terwujudnya SMPN 2 Sukra EMAS (EDUCATED, MASTER, ACTIVE, SUPERB).

Guru dan Peserta Didik SMPN 2 Sukra

Diawal bulan Agustus, penulis mendapati beberapa lulusan yang sedang asik berdiskusi di kantin sekolah (SMPN 2 Sukra) terkait Pelajaran. Setelah mencari informasi, kelimanya merupakan lulusan SMPN 2 Sukra yang melanjutkan ke SMAN 1 Anjatan pada jurusan IPA. Tentu ada rasa bangga melihat semangat belajar mereka begitu hebat terlebih dalam situasi pandemic seperti saat ini. Namun ada rasa bersalah dalam diri, Kenapa semangat belajar mereka baru ‘membara’ di SMAN 1 Anjatan, sedang di SMPN 2 Sukra semangat mereka ‘meredup’ bahkan tidak ‘menyala’ sama sekali? Jika diibaratkan sekolah sebuah Motor, dan siswa adalah Pengendaranya, seberapa cukup ‘bahan bakar’ yang tersedia disekolah sehingga siswa bisa berkendara dan seberapa bagus ‘suku cadang’ nya sehingga motor bisa melaju dengan baik?

Akirnya saya menghampiri mereka, dan berdiskusi sambil mereka mengerjakan tugas yang salah satunya yaitu Bahasa Inggris. Singkat cerita, mereka berinisiatif ‘meminta bantuan’ terkait tugas Bahasa Inggris, tanpa pikir panjang, saya menyangggupi. Dirasa belum cukup, mereka pun meminta untuk mengadakan les Bahasa Inggris, saya pun menyanggupi setiap hari Sabtu diadakan les. Hingga tulisan ini dibuat, mereka berlima masih istiqomah untuk belajar, bahkan seringkali berkumpul disekolah (SMPN 2 SUKRA) untuk belajar kelompok sambil menanyakan kepada Guru yang ada (di SMPN 2 Sukra), jika ada ketidkpahaman terkait tugas sekolah mereka.

Harus diakui, tulisan ini terinspirasi dari semangat belajar mereka diatas dan dalam upaya Terwujudnya SMPN 2 SUKRA, EMAS. Harapan yang penuh (Full of Hope) harus pula diimbangi dengan tindakan yang penuh (Full of Act) agar visi mulia tersebut dapat dirasakan oleh semua, tidak berhenti dalam angan.

EDUCATED: Guru harus memfasilitasi kegiatan-kegiatan terkait Moral Building (Membangun Moral) untuk Peserta Didik dilingkungan sekolah. Terlepas profesi guru diluar sekolah, didalam sekolah Guru adalah sosok bermoral tanpa celah. Mereka digugu (dilihat) dan ditiru. Segala tutur, tindak, dan tanduk guru disekolah atau bahkan diluar sekolah, dipantau oleh siswa. Guru sebagai barometer moral siswa. Ketika siswa melakukan hal yang baik, setidaknya itulah cerminan moral seorang guru. (Naudzubillah) jika melakukan hal yang tidak baik, jangan sampai terucap, ‘Pak /Bu gurunya juga begitu’. Satu hal yang tidak bisa ‘Google’ ajarkan kepada peserta didik, yaitu pembelajaran moral. Guru sangat berkompeten mengisi kekurangan ‘Mbah Google’.

MASTER: Guru sosok dengan segudang pemahaman; pemahaman teori dan praktis. Pemahaman ‘diluar kepala’yang dimiliki guru dirasa wajar karena hanya dituntut 1, 2 bahkan 3 pelajaran. Dilain sisi, siswa dituntun untuk memahami puluhan pelajaran yang diajarkan. Pemahaman yang diberikan guru sebaiknya bersifat tuntunan, bukan tuntutan. Minat dan bakat anak mungkin berbeda satu dan lainnya, peran guru dibutuhkan dalam mengasah minat dan bakat mereka. Mungkin anak yang pasif mulutnya, bisa jadi aktif tangannya (karya tulis, menggambar, melukis, kerajinan tangan, dll), bisa jadi anak yang pasif tangannya, aktif mulutnya (pidato, puisi, diskusi, dll), ada juga anak yang mulut dan tangannya pasif, kaki yang aktif (sepakbola, dll).

Peserta Didik SMPN 2 Sukra dalam Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)

Harapan guru terhadap peserta didik, sebaiknya berbanding lurus dengan pemahamannya secara menyeluruh pada minat dan bakat masing-masing anak.

ACTIVE: Guru harus aktif membentuk peserta didik yang aktif. Keterlibatan aktif sosok guru sangat dibutuhkan peserta didik. Ada sejumlah pengalaman penulis: Sely Oktaviani (sekarang 8A), pada kelas 7 terlihat potensinya dalam karya tulis. Saya support Sely untuk menulis, menceritakan salah satu sosok Guru. Bebrapa hari kemudian dia memberikan hasil tulisannya. Dalam karya tulisnya, Sely menceritakan sosok Bu Diah, yang dia anggap seperti Al Marhumah Ibunya, yang sudah mensupport untuk belajar dan menjadi anak baik. Sampai Sely dalam tulisannya menyebut, Jika Ibunya masih hidup, dia akan mencium tangan dan kakinya karena merasa belum menjadi anak yang baik saat ini. Dan masih banyak cerita dari bakat siswa SMPN 2 Sukra yang tidak saya tulis satu per satu.

Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita Sely diatas, bahwa Guru harus mengisi sosok-sosok yang hilang dalam diri seorang siswa. Sosok Ibu yang lemah lembut dan penuh support, mampu Sely dapatnya dari sosok Bu Diah. Pesan dan harapan dari sosok Ibu yang sudah wafat, mampu disampaikan oleh Bu Diah kepada Sely. Sehingga Sely tetap bersemangat menghidupkan cita-cita Ibuya yang sudah wafat.

Mungkin tidak sedikit dari siswa kita yang kehilangan sosok Orangtua, Keluarga, bahkan Sahabat. Disitulah peran guru dibutuhkan dengan tampil mengisi ‘ruang’ kosong tersebut.

Keaktifan sekolah dengan dunia luar pun harus ditindak lanjuti. Sekolah harus menjalin hubungan ‘mesra’ dengan dunia luar (SD/SMP/SMA sekitar & CSR terkait) untuk mendukung program-program yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

SUPERB: Harapan menjadi HEBAT tidaklah mustahil, jika masih ada komitmen yang hebat pula dari semua stakeholder. Sekolah yang hebat yaitu yang mampu melahirkan siswa yang hebat, siswa yang hebat berawal dari Guru yang hebat dalam mengajar dan mendidik mereka. Kehebatan sebuah sekolah, tentu dinilai dari program-program yang ditawarkan dan seberapa besar capaiannya; (Program Guru Kompeten, Program Sosial-Keagamaan, Program Penghijauan, Program Pengembangan Minat Bakat, Program Sarana Prasarana dll).

Tentu sekolah mempunyai program jangka pendek, menengah, dan panjang. Sudah sejauh mana realisasi/capaiannya. Momentum Kemerdekaan menjadi hal mutlak bagi sekolah untuk bergerak cepat kearah dan tujuan yang lebih baik.

Jika Sekolah Tidak Cepat Berbenah, Makna Kemerdekaan Menjadi Cepat Punah. 

 

*Muh. Hasbi Assidiqi, S. Pd.I (Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Sukra)


 

Catatan 'Pak Hasbi' di Hari Guru Nasional 2020

 

S

engaja penulis sajikan catatan ini untuk memperingati Hari Guru Nasional 2020. Catatan ini sebagai reminder (pengingat) dan self-evaluation (Muhasabah) khususnya bagi penulis, umumnya bagi Guru dimanapun berada.

Hari Guru Nasional lahir berdasarkan Keputusan Presiden No 78 Tahun 1994 yang menetapkan Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November. Penetapan ini merujuk pada Hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang lebih dulu terbentuk secara resmi pada tanggal 25 november 1945.

Di Hari Guru Nasional 2020 ini, dirasa sedikit berbeda dibandingkan Hari Guru tahun sebelumnya. Tidak lain, karena Penyebaran Covid-19 yang belum dapat dikendalikan. Pandemi memaksa kita semua termasuk stakeholder didalam pendidikan, meniadakan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak, Maka tak heran, tidak ada seremoni yg berlebihan. Jikapun ada, jumlahnya terbatas dan tetap mengindahkan protokol kesehatan. Pun dengan kegiatan siswa dalam menyambut Hari Guru tersebut, dirayakan secara terbatas dan dalam jaringan. Namun demikian, euforia Hari Guru Nasional 2020 harus tetap kita kobarkan bersama melalui komitmen semua ‘pemain’ pendidikan khususnya dilingkungan sekolah; Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan, Komite Sekolah. Komitmen dimaksud dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia.

Peningkatan Kualitas Guru

Ada 2 proverb (peribahasa) yang sangat familiar dikalangan kita dengan jelas menyinggung peran Guru didalam pendidikan.  Pertama, Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari. Dan yang kedua, Pengalaman adalah Guru yang terbaik. Dua peribahasa tersebut bisa jadi mewakili tugas dan fungsi Guru didalam pendidikan; Tugas sebagai insan terdidik, dan fungsinya sebagai insan berkualitas tinggi. Didalam pendidikan, Guru bukan hanya sekedar Transfer of Knowledge, juga harus menyalurkan Transfer of Value. Untuk itu, Guru harus memberdayakan dirinya. Seorang Guru harus meningkatkan kualitas kompetensinya masing-masing; Kualitas Kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial. Keempat Kualitas dimaksud tertuang dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


Paskibra SMP Negeri 2 Sukra

Catatan ini merupakan opini berbalut Refleksi dalam memaknai Hari Guru Nasioanl 2020 yang mengusung tema, ‘Bangkitkan Semangat, Wujudkan Merdeka Belajar.

 

1. Kompetensi Pribadi

Guru dituntut untuk memiliki dan menunjukan pribadi yang mulia. Setiap tutur kata, tindak tanduk, apa yang diucapkan dan diperbuat harus satu frekuensi. Apa yang diucapkan seorang guru itulah yang ia kerjakan. Jangan sampai kata dan tingkahlaku justru bersebrangan. Seperti yang dicontohnya Baginda Nabi Muhmammad SAW, apa yang beliau perintahkan, beliau merupakan orang pertama yang melakukan perintah tersebut.

Pribadi seorang Guru adalah pribadi tanpa celah dimata siswa. Pribadi yang mampu memberi energi positif bagi diri dan lingkungan sekitarnya. Karena dengan energi positif seorang guru, dapat memberi angin segar khususnya dalam masa pandemi saat ini.

 

2. Kompetensi Pedagogik

Guru harus mempunyai pemahaman yang baik terhadap peserta didiknya. Kepekaan dan naluri seorang guru sangat dibutuhkan bagi peserta didiknya terutama dalam proses pembelajaran dan pengembangan potensi masing-masing peserta didik. Dimasa pandemic, agaknya kita, khususnya (SMPN 2 Sukra) terhambat dalam mengexplore potensi peserta didik karena terbatasnya interaksi dengan mereka dan kurangnya minat belajar mereka pada saat ini. Yang mesti kita lakukan untuk mereka adalah menjalin komunikasi yang produktif terkait kegiatan-kegiatan dirumah masing-masing, seperti membantu orangtua, merapikan kamar tidur dan isi rumah, membuat produk dan kerajinan dirumah, dan pada momen-momen tertentu misalnya Hari Kemerdekaan RI, Maulid Nabi Muhammad SAW,  Hari Pahlawan, dan Hari Guru Nasional 2020, Guru bisa mengajak peserta didik ikut merayakan momen-momen tersebut; membuat video (Puisi, Pidato, Murotal Al Qur’an, Bernyanyi, dll) sesuai tema, mengucapkan dengan Kartu Ucapan  maupun Video, menulis cerita dan pengalaman sesuai tema, dan kegiatan-kegiatan kreatif lainnya.


Kreasi Guru dan Siswa SMPN 2 Sukra di Hari Guru Nasional 2020

Disamping itu, Guru pun harus memahami teknis pembelajaran seperti  perancangan dan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Apa yag akan dilakukan dalam proses belajar mengajar dipersiapkan secara terukur disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan fasilitas yang ada.

Selama Masa Pandemi, Data Kemendikbud mencatat sebanyak 96,6 % siswa belajar dari rumah. Sebanyak 86,6 % siswa belajar dari rumah mengerjakan tugas dari guru, namun hanya 38,8 % yang melakukan interaksi. Sementara 53,55% guru kesulitan menghandel kelas selama PJJ, dan 49,4% guru kesulitan melakukan asesmen   PJJ. Selain proses pembelajaran, faktor komunikasi digital juga menjadi beban bagi guru seperti masih banyak yang tidak terfasilitasi gadget, beban biaya kuota yang tidak sedikit, hingga factor sinyal yang tidak stabil.

Demikian masalah teknis yang dialami selama proses pembelajaran saat ini. Memang tidak mudah untuk mengatasi problem yang ada. Namun ada beberapa cara yang bisa kita lakukan seperti pengalaman penulis sendiri, misalnya kita visit (berkunjung) kerumah-rumah siswa yang bermasalah untuk mencari tahu penyebabnya. Guru bisa melibatkan beberapa siswa dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk pembelajaran. karena ‘blusukan’ merupakan cara paling efektif memecahkan sebuah masalah, selain kita berkomunikasi melalui WAG (WhatApp Group), Telepon, dan sebagainya.

 

3. Kompetensi Profesional

Secara substantif, Guru harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Mustahil rasanya, materi tersampaikan dengan baik jika guru tidak menguasai materi yang akan disampaikan. Materi yang diajarkan pun harus diberikan secara efektif dan inovatif dengan perkembangan yang ada.

 

4. Kompetensi Sosial

Kemampuan Guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, Tenaga Kependidikan, Orangtua/Wali Peserta Didik dan Masyarakat sekitar dirasa merupakan sebuah keniscayaan. Dalam sistem Pendidikan biasanya kausalitas (hubungan) ini disebut Dwipusat Pendidikan. Dimana Warga Sekolah, Keluarga dan Elemen Masyarakat bersatu padu menciptakan satu orkestra yang baik didalam pendidikan. Tentu, Tugas Guru untuk menjadi inisiatornya. Kualitas Kompetensi sosial inilah yang harus diasah dan ditingkatkan oleh Guru. Bagaimana menjalin dan membina komunikasi yang baik sebagai langkah preventif. Jangan sampai kita baru bertindak setelah ada kasus yang mencuat.

 

‘KADO’ PEMERINTAH DI HARI GURU 2020

Guru merupakan profesi mulia. Kemuliaan tersebut harus pula diimbangi dengan kualitas guru itu sendiri dengan mengacu pada 4 (empat) aspek kompetensi diatas. Harus diakui, Pemerintah, menurut penulis, sudah berusaha mengakomodir kebutuhan Guru dalam peningkatan kompetensi maupun kesejahteraannya. Dalam peningkatan kompetensi, pemerintah sudah memfasilitasi program-program produktif terkait kompetensi guru, baik sifatnya softskill maupun hard skill. Khusu bagi Guru honorer, beberapa tahun kebelakang pemerintah sudah membuka akses bagi Guru Honorer K-2 untuk menjadi ASN melalui mekanisme perekrutan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Walaupun jumlah formasinya masih belum ideal. Namun di tahun 2021, kabarnya pemerintah akan memberi kesempatan para Guru Honorer (yang memenuhi syarat) menjadi PPPK melalui mekanisme Test serentak dalam jumlah yang relatif besar. Di bulan inipun, Guru honorer (sesuai persyaratan) pun mendapatkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari Pemerintah dengan nominal yang relatif ideal. Dua hal tersebut seakan menjadi kado bagi Guru (honorer) di peringatan Hari Guru Nasional 2020.

Akirnya, melalui catatan ini harapan penulis akan komitmen semua Guru dalam peningkatan kualitas kompetesinya masing-masing. Siapapun yang berprofesi guru, mereka insan mulia terciptanya kualitas pendidikan, mereka sosok terbentuknya peradaban negeri ini, mereka peracik terbaik tercetaknya generasi unggul masa depan bangsa, ditangan Gurulah masadepan bangsa ini berharap. Guru, tugas berat selalu menantimu, semoga Allah memberkati dan meridhoi setiap langkahmu dalam upaya kemajuan pendidikan negeri ini. Amin. Wasalam. 


*Muh. Hasbi Assidiqi, adalah Guru B. Inggris SMPN 2 Sukra.