Rabu, 27 Juli 2016

SEJARAH KETUPAT DI INDONESIA

Kalo disebut nama Ketupat, banyak dari kita sudah mengenal jati dirinya. Eksistensi ketupat dikalangan masyarakay Indonesia sendiri sudah familiar dan menjadi budaya yang bisa dinikmati semua kalangan khususnya pada waktu Lebaran. Bahkan diluar lebaranpun, ada sebagian orang/ pedagang yang menggunakan ketupat sebagai cara menikmati hidangan makan. Namun, tak sedikit dari kita mengetahui awal mula ketupat itu sendiri. Bagaimana skenario munculnya ketupat dan bagaimana falsafah dibalik bahan baku, bentuk dan isi ketupat?


Ketupat


Adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan Ketupat pada masyarakat Jawa. Bermula ketika Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Arti Kata Ketupat

Ada beberapa istilah yang merepresentatifkan kata ketupat.
Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.

 Ngaku Lepat (Kupat/ Ketupat)

Tradisi sungkeman menjadi implementasi 'NGAKU LEPAT' (mengakui kesalahan) bagi orang jawa. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Laku Papat

1. Lebaran. 2. Luberan. 3. Leburan. 4. Laburan, dan pejelasan sebagai berikut:

1. Lebaran » Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.
2. Luberan » Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah.
3. Leburan » Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
4. Laburan » Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

 
 FILOSOFI KETUPAT

Ketupat terbuat dari janur (daun kelapa muda) dan berbahan dasar beras. BERAS ternyata di analogikan simbol dari NAFSU DUNIA. Sedangkan JANUR merupakan kependekan dari kata ‘JATINING NUR’, diartikan Hati Nurani. Jadi ketupat merupakan manifestasi dari nafsu dunia yang bisa ditutupi dengan Hati Nurani. Kodrat manuisa mempunyai hawa nafsu. Mustahil untuk kita meniadakan hawa nafsu tersebut karena kita bukan malaikat. Akan tetapi bisa dikendalikan dengan hati nurani.


Beras yang menjadi bahan pokok Ketupat

Kenapa mesti dibungkus janur? Janur, diambil dari bahasa Arab ‘JA’A NUR’ (telah datang cahaya). Bentuk fisik ketupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki. Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (Ja’a Nur).


 
Ketupat dibelah menjadi dua

Bentuk segi empat ketupat sendiri diinterpretasikan oleh masyarakat jawa sebagai KIBLAT PAPAT LIMO PANCER yang diartikan sebagai KESEIMBANGAN ALAM: 4 arah mata angin utama; Timur, Selatan, Barat, dan Utara, yang semuanya bertumpu pada titik setral (Kiblat). Apabila salah satuya hilang, keseimbangan (alam) pun akan hilang. Begitupun dalam berkehidupan, kemana kita berada hendaknya tidak melupakan pancer (tujuan) hidup.

Kiblat Papat Limo Pancer dapat pula diartikan 4 macam nafsu manusia dalam tradisi jawa, yaitu:

1. Marah (emosi)
2. Aluamah (nafsu lapar)
3. Supiah (memiliki sesuatu yg bagus)
4. Mutmainah (memaksakan diri)

Empat hal diatas menjadi ‘musuh’ kita bersama selama berpuasa sebulan lamanya. Dengan menyantap ketupat, diartikan bahwa kita telah mampu memberdayakan diri kita dari hal yang bisa merusak kesempurnaan ibadah puasa menuju kemenangan yg penuh fitri yang insya Allah diridhai Allah SWT.



Ketupat + Opor Ayam


Ketupat + Sate


Falsafah ketupat memiliki beberapa definisi, antara lain:

1. Merefleksikan berbagai macam kesalahan manusia jika dilihat dari kerumitan anyaman ketupat
2. Menggambarkan kesucian hati setelah mohon maaf lahir batin, dilihat dari warna putih ketupat jika terbelah
3. Mencerminkan kesempurnaan, dilihat dari totalitas bentuk ketupat. Semuanya tergambar dari kemenangan umat islam sebulan lamanya berpuasa.


Budaya Nusantara yang berkembang dan dilestarikan oleh masyarakay setempat seyogyanya menjadi hal yang patut diapresiasi oleh masyarakat lain, salah satunya Ketupat. Dibalik penampilan yang sedehana dan has memiliki nilai historis dan social kultural yang berfalsafah keislaman dan kemanusiaan jika kita mengetahui sejarahnya. Untuk itu, betapa besar peran para wali songo dalam memperkenalkan dan menyebarkan ajaran agama Islam tanpa harus menghakimi namun mengemasnya dengan nilai- nilai islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar